Pusat rujukan nasional WHO untuk kasus influenza pada tahun 1960an

Mitra Departemen Kesehatan untuk penelitian kolera di Asia Pasifik dan dalam rangka mengatasi epidemi kolera tahun 1966

Ditunjuk untuk pemeriksaan haji sebelum berangkat ke Saudi Arabia.

Salah satu pengajar Mikrobiologi FKUI menemukan teknik pewarnaan basil tahan asam “Tan Tiam Hok” yang dikenal secara internasional.

Sejak tahun 1970an, beberapa peneliti dari Mikrobiologi FKUI dikirim ke luar negeri untuk mendapatkan doktor di bidang Mikrobiologi, terutama yang berhubungan dengan molekular biologi.

Selama 5 tahun (1991-1995), Mikrobiologi FKUI mendapat Presidential grant untuk penelitian DHF.

Pada tahun 1994, Mikrobiologi FKUI ditunjuk sebagai pusat rujukan nasional untuk mikrobiologi klinik oleh menteri riset dan teknologi.

Sebagai pusat pengembangan mikrobiologi klinik, Laboratorium Mikrobiologi FKUI mendapatkan berbagai competitive grant, seperti dari bank dunia, Menristek, Universitas Indonesia, BATAN, KNCV, berbagai universitas dari luar negeri untuk topik penyakit infeksi, dan juga berbagai perusahaan farmasi.

LMK FKUI telah dipercaya sebagai laboratorium rujukan nasional mikrobiologi klinik di Indonesia melalui SK Menteri Negara Riset dan Teknologi.

Laboratorium tuberkulosis LMK FKUI juga telah menjadi laboratorium rujukan nasional diagnosis dan uji kepekaan tuberkulosis dalam program Kementerian Kesehatan RI, khususnya untuk pemeriksaan molekuler tuberkulosis, serologi, dan Mycobacterium selain tuberkulosis (MOTT).

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI juga telah menunjuk LMK FKUI sebagai laboratorium regional untuk flu burung.

Pada masa pandemi COVID-19, LMK FKUI ditunjuk oleh Kementrian Kesehatan RI sebagai laboratorium rujukan pemeriksa SARS Cov-2, serta dipercaya sebagai laboratorium yang melakukan uji validasi kit uji PCR dan rapid antigen.